Blog

Beranda > Informasi

TEMPO.COJakarta – Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Paiton 1 dan 2 yang berlokasi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, diserang ribuan ubur-ubur sejak Sabtu pekan lalu, 25 April 2020. Peristiwa ini merupakan kali kedua setelah serangan yang sama pernah terjadi pada 2016 lampau.

General Manager PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan (UP) Paiton 1 dan 2 Mustofa Abdillah mengatakan manajemen telah menyiapkan langkah khusus untuk menjaga agar penyediaan listrik yang memiliki daya tampung 800 megawatt itu tidak terganggu. “Berkaca pada pengalaman 2016 lalu, kali ini kami lebih siap dan metode-metode yang telah kami lakukan tersebut telah terbukti berhasil,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 April 2020.

Mustofa menjelaskan, untuk menangani serangan itu, manajemen menggunakan metode kehati-hatian dan ramah lingkungan agar biota laut tersebut tidak masuk ke mesin pembangkit sehingga kelestariannya terjaga. Ia menerangkan, perseroan memasang tiga lapis pengaman berupa jaring.

Adapun jaring pertama di pasang di canal intake atau tempat masuknya air laut yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit. Jaring-jaring ini berfungsi sebagai pengaman pertama untuk mencegah ubur-ubur masuk ke dalam canal intake.

Selanjutnya, jaring pengaman kedua ditempatkan di wilayah pompa. Keberadaan jaring ini dipasang agar ubur-ubur tidak tersedot pompa.

Kemudian jaring pengaman ketiga dipasang di depan area mesin untuk mencegah ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU. Dari langkah tersebut, hingga Selasa, 28 April pukul 10.00 WIB, ubur- ubur masih tampak banyak di sekitar canal intake, namun bisa dikendalikan.

Selain melakukan pengamanan internal, perseroan turut menggandeng nelayan di sekitar di unit pembangkit untuk melakukan penanganan terhadap serangan ubur-ubur. Mustofa mengatakan, sebanyak 15 nelayan di tujuh kapan dikerahkan untuk menjala ubur-ubur agar dapat digiring dan dilepaskan ke tengah laut.

“Personel ditempatkan di titik penempatan jaring untuk menghalau potensi masuknya ubur-ubur ke area unit pembangkit Paiton,” ujarnya Mustofa.

Direktur Utama PJB Iwan Agung Firstantara mengakui kejadian ini bukan hal yang mudah bagi perseroan. “Karena serangan ubur-ubur ini terjadi pada saat pandemi Covid-19 dan di tengah bulan Ramadan. Namun kami berkomitmen untuk mengatasi kejadian ini,” ujarnya.

Executive Vice President Corporate Communication dan CSR PLN
I Made Suprateka menerangkan, serangan ubur-ubur itu umumnya terjadinya karena adanya perubahan cuaca. “Kalau fenomena 2016 lalu karena saat itu cuaca dingin tengah melanda perairan Australia sehinggamemicu biota laut ini bermigrasi ke Laut Jawa dan Selat Madura,” ucapnya.

PerPeringatan Hari Santri Nasional (HSN) setiap 22 Oktober, tak lepas dari kiprah santri. DiKecamtan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, kalangan santri mewarnai banyak lini. Salah satunya, Hafidzul Hakim Nurdi bidang seni. Ia adalah pimpinan jamaah shalawat Syubbanul Muslimin.

Jamaah yang berdiri pada tahun 2005 ini, menggelar shalawatan setiap Sabtu dengan tempat berpindah-pindah. Shalawatan semula diikuti 40-70 jamaah. Tapi kini, diikuti ribuan jamaah. Mulai dari kalangan remaja, hingga yang tua.

Di luar shalawatan rutin, Syubbanul Muslimin di bawah kepemimpinan Hafidz, sering diundang shalawatan di luar kota. Bahkan sampai ke luar negeri. Seperti Taiwan dan China. Jamaah dengan 20 personel ini, juga road show ke kampus-kampus.

Antara lain, Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan Universitas Nurul Jadid atau Unuja Probolinggo. Salah satu tujuannya, menangkal radikalisme.

Senin (21/10/2019) petang, TIMES Probolinggo (TIMES Indonesia Network/TIN), mewawancarai Hafidzul Hakim Nur, di sela-sela persiapan manggung di Jakarta, memperingati Hari Santri Nasional 2019.

Pria yang biasa disapa Gus Hafidz ini mengatakan, Hari Santri Nasional (HSN) jangan dimaknai kecil. Ia harus dimaknai besar. HSN tak lepas dari resolusi jihad KH Hasyim Asy’ari sebagai bentuk cinta tanah air.

Bagaimana wujud jihad zaman sekarang? Alumnus Ponpes Lirboyo (1996-2005) ini menyebut sedikitnya dua bentuk. Pertama, mencerdaskan generasi bangsa. “Jihad kami (Syubbanul Muslimin, Red) di sini,” katanya.  

Bentuk kedua menurut jebolan Yaman (2006-2009) ini, yakni menyebarkan islam yang rahmatan lil alamin dan menanamkan nasionalisme. Karena itu, setiap tampil, Syubbanul Muslimin selalu membawakan lagu Yalal Wathan dan Indonesia Raya. 

“Ingin memadukan agama dan negara,” kata pria kelahiran Januari 1985 ini kepada TIMES Indonesia. Ia menambahkan, santri kini banyak memberi warna di semua lini kehidupan.

Perihal jamaah, nama Syubbanul Muslimin yang berarti pemuda-pemuda muslim, merupakan pemberian KH Nuruddin, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qodim, Paiton Probolinggo. KH Nuruddin merupakan ayah dari Hafidz.

Didirikan tahun 2005 setelah Hafidz keluar dari Ponpes Lirboyo, Syubbanul Muslimin sempat ditinggal Hafidz belajar ke Yaman pada 2006-2009. Selama di Yaman, jamaah diopeni sang kakak, Hadi. 

Sepulang dari Yaman, Hafidz kembali mengurus jamaah yang didirikannya. Kini, Syubbanul Muslimin menjadi yayasan dengan 450 pengurus. Ada tim panggung, bagian kesehatan, hingga tim montir yang melibatkan pelajar SMK. 

Tim yang disebut terakhir, bertugas memperbaiki kendaraan jemaah yang bermasalah, saat menghadiri shalawatan rutin. “Setiap Sabtu, ada seribu sampai dua ribu jemaah dengan kendaraan motor dan mobil,” sebut Gus Hafidz. 

Sebagai yayasan, Syubban kini telah jauh berkembang. Subscriber channel youtubenya kini sampai 1,7 juta. Dengan jumlah segitu banyak, Syubbanul Muslimin mendapat pemasukan antara Rp 30-40 juta per bulan.

Dengan jamaah yang begitu banyak, Hafidz mengakui, jamaahnya tak luput dari godaan politik. Tapi ia menegaskan, jemaahnya netral. “Kami tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana,” ujarnya. 

Saat musim pemilihan, shalawatan biasanya diliburkan untuk mengantisipasi adanya tarikan politik. Bahkan saat momen pemilihan kepala desa (pilkades) pun, hal itu juga dilakukan. 

Terkait peringatan Hari Santri Nasional, Gus Hafidzul Hakim Nur, ingin santri terus memberikan warna untuk Indonesia, di mana pun posisinya. Serta berdakwah untuk Islam Rahmatan Lil Alamin. Sebagaimana dilakukan jemaah Syubbanul Muslimin(*)

Sudut kota –  Paiton adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Probolinggo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo. Kecamatan ini berada di sebelah timur dengan pusat wilayah berjarak 20 km dari Kraksaan, Ibukota Kabupaten Probolinggo.

Secara geografis, Paiton terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di utara, Kecamatan Kraksaan di sebelah barat, serta Kabupaten Situbondo di sisi Timur. Berada di koordinat 7°43’30″S 113°32’32″E.

Paiton memiliki pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) terbesar di Asia Tenggara. Pembangkit ini terletak di Desa Binor dengan enam pembangkit listrik yang menyuplai kebutuhan di Jawa dan Bali, serta 3 unit masih dalam proses pembangunan.

* Unit 1 & 2 dengan kapasitas paling kecil, yakni 800MW dimiliki dan dioperasikan oleh Unit Pembangkitan Paiton (PT. PLN)
* Unit 3 & 4 saat ini masih dalam proses pembangunan untuk memenuhi kebutuhan listrik di P. Jawa.
* Unit 5 & 6 berkapasitas 1260MW dimiliki oleh Jawa Power dan dioperasikan oleh YTL Jawa Timur.
* Unit 7 & 8 memiliki kapasitas 1200MW dimiliki oleh Paiton Energy Co dan dioperasikan oleh PT. International Power Mitsui Operation & Maintenance Indonesia (IPMOMI).
* Unit 9 saat ini (2009 – red) sedang dalam tahap pengerjaan oleh Konsorsium dari China. Rencananya akan selesai sekitar tahun 2011.

Kecamatan Paiton, masih memiliki nuansa pondok pesantren tradisional yang tersebar merata.

* Pondok Pesantren Mambaul Ulum di desa Sukodadi.
* Pondok Pesantren yang didirikan oleh KH. Mino di Kalikajar.
* Pondok Pesantren Nurur Riyadhah di desa Alastengah merupakan tempat belajar bahasa secara metafisik.
* Pondok Pesantren modern, Nurul Jadid di Karanganyar yang merupakan pusat pendidikan terbesar dan memiliki ribuan Santri. Peserta didik tidak hanya berasal dari dalam negeri namun juga banyak yang berasal dai Brunei dan Malaysia.

Sedangkan untuk pendidikan formal, Paiton memiliki rata-rata 1 Sekolah Dasar Negeri di setiap desanya. Bahkan beberapa desa juga mempunyai Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Beberapa Lembaga Pendidikan yang berada di Kecamatan paiton, diantaranya:

* SMA Negeri 1 Paiton
* SMA Tunas Luhur
* SMP Bhakti Pertiwi
* SMP Negeri 1 Paiton
* SMP Negeri 2 Paiton
* SD Neger1 1 Sukodadi
* SD Negeri 2 Sukodadi
* SD Negeri 1 Sumberanyar
* MA Negeri Paiton
* MTs Negeri Paiton

Sisa-sisa jalur transportasi jalur kereta api gedungnya masih berdiri mulai dari Koramil Paiton hingga Studio Foto depan Puskesmas Paiton. Sayangnya bekas Stasiun Kereta Apinya yang terletak sekitar 50 meter di sebelah Timur Studio Foto telah di runtuhkan pada 1985-an. Sekarang Bekas Stasiun Kereta Api itu di jadikan rumah hunian oleh warga dengan status Sewa Lahan. Dan sebagian bekas Pabrik Gula (dibombardir pada masa penjajahan Jepang antara tahun 1942-1943) sekarang menjadi Lapangan Sepak bola, Kantor Pos (dulu di depan Koramil yang sekarang ), Diknas Paiton, SMP BP, Kantor Pengairan dan Polsek Paiton.

Kecamatan Paiton memiliki potensi wisata sejarah dengan Candi Jabung sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit. Selain itu, Paiton juga memiliki lokasi pemandian Jabung Tirta dan Pantai Binor yang menjadi tujuan wisata warga lokal

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton 3 yang berlokasi di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, saat ini merupakan PLTU berkapasitas terbesar di Indonesia, yakni 815 MW. Investasi PLTU Paiton 3 sebesar US$1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun dan secara efektif telah beroperasi tanggal 18 Maret 2012. PLTU Paiton 3 milik PT Paiton Energy. Beroperasinya PLTU Paiton 3 ini semakin memperkuat sistem kelistrikanJawa-Bali menjadi29.231 MW, sementara beban puncak 19.700 MW, sehingga surplus9.531 MW.

PLTU Paiton 3 menggunakan batu bara. Kebutuhanbatu bara untuk PLTU Paiton 3 sebanyak 3,5 juta ton/tahun, dan bila dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar minyak (BBM)akan menghemat sekitarRp 7,4 triliun/tahun.

Di kawasan yang sama telah dibangun pula PLTU Paiton 9 milik PT PLN yang berkapasitas 660 MW dan merupakan bagian dari program Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik 10.000 Megawatt (MW) Tahap 1. PLTUinimerupakan bagian dalam upayamenunjang penghematan dan pengembangan energi untuk pembangkit tenaga listrik ke BBM dengan memanfaatkan batubara yang cadangannya tersedia melimpah di tanah air. Nilai investasi PLTU Paiton 9 sekitar Rp 4 triliun, dan saat ini masih dalam tahap uji coba, serta direncanakan beroperasi Agustus 2012.Adapun kebutuhan batu bara untuk PLTU Paiton 9 ini sebanyak2,7 juta ton/tahunatau menghemat sekitar Rp 3,6 triliun bila dibandingkan dengan menggunakan BBM.

Pembangunan PLTU Paiton 3 dan PLTU Paiton 9 berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang cukup besar dan telah mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Probolinggo. Pada saat pelaksanaan pembangunan konstruksi, tenaga kerja yang terserap di PLTU Paiton 3 sebanyak 7.000 orang yang sebagian besar atau 95% penduduk lokal, sedangkan 5% penduduk dari luar Probolinggo dan asing. Sedangkan setelah beroperasi tenaga kerja yang terserap sebanyak 387 orang yang mayoritas atau 90% penduduk Probolinggo dan 10% penduduk dari luar Probolinggo dan asing. Sementara itu di PLTU Paiton 9 pada saat pembangunan konstruksi, tenaga kerja yang terserap sebanyak 3.000 orang yang terdiri dari 2.750 tenaga kerja dari Probolinggo dan 250 orang dari luar Probolinggo. Sedangkan saat ini dalam masa tahap uji coba tenaga kerja yang terserap sebanyak 1.500 orang. Dengan demikian total penyerapan tenaga kerja pada saat pembangunan konstruksi PLTU Paiton 3 dan PLTU Paiton 9 sebanyak 10.000 orang.

Salah seorang penduduk Desa Binor, Kecamatan Paiton, yang bekerja di PLTU Paiton 9 adalah Masito Khairulumah. Ia bekerja sebagai petugas keamanan kantor sejak Oktober 2011. Sebelumnya, sarjana kimia lulusan UIN Malang ini bekerja di sebuah koperasi dengan gaji Rp 900.000/bulan, sedangkan di PLTU Paiton ia berpenghasilan Rp 4,6 juta. “Sebagai warga Probolinggo saya bersyukur dapat bekerja di PLTU Paiton 9. Saya mengikuti proses seleksi, dan alhamdulillah terpilih. Saya juga merasa senang karena penghasilan saya lebih besar dari tempat bekerja yang dulu. Sebagian penghasilan saya tabung dan saya berencana membeli sawah,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Septi Dwi Karniatanti, karyawan PLTU Paiton 9. Warga Desa Sukadadi, Kecamatan Paiton ini, sejak tahun 2009 bekerja di PLTU Paiton 9. Ia mengetahui info lowongan kerja di PLTU Paiton 9 melalui internet, dan setelah melalui tes Septi diterima bekerja. “Siapapun penduduk Probolinggo pasti bangga bisa bekerja di PLTU Paiton, termasuk saya,” kata lulusan D3 Administrasi Niaga Universitas Brawijaya Malang tahun 2004 ini.

Septi saat ini mendapat gaji sebesar Rp 3 juta/bulan, yang sebagiannya ia tabungkan demi masa depannya. Dari hasil tabungannya itu ia berencana akan melanjutkan kuliah lagi. “Insya Allah tahun depan saya akan kuliah lagi, mengambil program S1,” ujar ibu seorang anak ini.

Beroperasinya PLTU Paiton bermanfaat besar terhadap persediaan listrik di Kabupaten Probolinggo, yakni kapasitas daya 89,25 MW, sedangkan beban puncak 62,39 MW, sehingga surplus 26,86 MW. Ketersediaan listrik yang memadai ini berdampak positif terhadap jumlah pelanggan baru PLN di Probolinggo. Total pelanggan PLN se- Probolinggo saat ini sebanyak 209.481 pelanggan dari 255.000 KK, berarti sekitar 82,14% yang sudah mendapatkan listrik. Pada tahun 2010 ratio elektrifikasi sebesar 70% yaitu 180.385 pelanggan dari 255.000 KK, berarti ada kenaikan ratio elektrifikasi sebesar 12,14%.

Selain ituketersediaan listrik yang cukup di Probolinggo tersebut ternyata berhasil menarik minat kalangan investor untuk berinvestasi di daerah ini. Dalam dua tahun terakhir ini, investasi yang masuk ke Probolinggo sebesar Rp 1,1 triliun. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain bergerak di sektor garmen (pakaian), rokok, minyak nabati, toko swalayan, dan rumah makan.

Keberadaan PLTU Paiton membawa berkah lainbagi warga sekitarnya, terutamabagi pemilik tanah, karena harga tanah yang semula Rp 70.000 permeter persegi kini mencapai Rp 400.000 permeter persegi. Di samping itu dampak lainnya adalah semaraknya kegiatan ekonomi di sekitar Paiton yang menunjang kesejahteraan warga Paiton khususnya dan Kabupaten Probolinggo pada umumnya.

Salah satu perusahaan yang menikmati listrik ini adalah PT Era Cipta Prima (PT ECP) yang bergerak di bidang garmen. Pabrik yang berlokasi di Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo sudah beroperasi setahun ini mendapat sambungan listrik baru sebesar 164 KVA dengan biaya pemasangan listrik sebesar Rp 152.675.000. PT ECP dibangun pada lahan seluas 1,5 ha dengan nilai investasi sebesar Rp 8 miliar. Adapun produksinya sebanyak 120.000 potong per bulan dengan sasaran jual di dalam negeri 60% dan diekspor ke Eropa, khususnya Jerman sebesar 40%.

Pabrik garmen tersebut menyerap tenaga kerja sebanyak 600 orang dan semuanya penduduk Kabupaten Probolinggo. Pekerjanya mayoritas berpendidikan SD hingga SMA dan memperoleh gaji sesuai upah minimum regional (UMR) Kabupaten Probolinggo yakni Rp 888.500/bulan. Sebagian besar tenaga kerja di pabrik garmen ini adalah perempuan yang sebelumnya bekerja sebagai buruh tani dan tidak memiliki keterampilan. Ketika PT ECP membuka lowongan kerja banyak warga masyarakat yang berbondong-bondong mendaftar. Setelah lulus tahap seleksi administrasi dan kesehatan, mereka diberi pelatihan sesuai bidangnya, seperti tehnik dasar memotong, menjahit, penggunaan dan oprasional alat, dan lainnya. Pelatihan yangmelibatkan instansi/dinas terkait seperti Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan ini dilaksanakan selama satu bulan.

Salah seorang pekerja pabrik garmen yaitu Babun. Perempuan dari Desa Muneng, Kecamatan Sumberasih ini adalah lulusan SD yang bekerja di pabrik garmen dengan gaji Rp 888.500/bulan. Sebelumnya, ia bekerja sebagai buruh tani yang jika ada pekerjaan mendapat upah sebesar Rp 15.000/hari. Namun, jika tidak ada pekerjaan sebagai buruh tani, ia pun mengandalkan kepada Ipung, suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan. Selama Babun menjadi buruh tani dan Ipung sebagai kuli bangunan, penghasilan keduanya pun tidak tentu, tergantung adanya pekerjaan dari orang lain. Nasib Babun akhirnya mulai berubah tambah baik, tatkala setahun yang lalu ia diterima bekerja di pabrik garmen yang mendapat penghasilan tetap.

“Saya mendapat latihan menjahit selama sebulan dan sekarang saya sudah bisa menjahit. Sebelumnya saya tidak bisa menjahit. Saya bersyukur karena diterima bekerja di sini, mendapat penghasilan tetap, dan ekonomi saya sekarang membaik,” ucap Babun.

Ibu seorang anak ini saat ini bila berangkat kerja menggunakan sepeda motor Mio yang dibelinya delapan bulan lalu dengan sistem kredit sebesar Rp 441.000/bulan selama 3 tahun. Sebelumnya, ia harus banyak menguras tenaga karena menggunakan sepeda kayuh yang harus berangkat lebih awal agar dapat tepat waktu tiba di tempat bekerja.

Kebahagiaan karena bekerja di pabrik garmen juga dirasakan oleh Sunarti, warga Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura. Perempuan lulusan SMA ini ditempatkan di bagian menjahit pakaian dengan gaji Rp 888.500/bulan. Sebelumnya, ia bekerja di pabrik garmen lain dengan tugas mencuci benang dan mendapat gaji Rp 600.000. “Dulu saya tidak bisa menjahit, tapi setelah ikut pelatihan menjahit yang diselenggarakan PT ECP dengan Pemkab Probolinggo, saya sekarang bisa menjahit. Penghasilan saya sekarang lebih baik dari saat bekerja di tempat sebelumnya. Alhamdulillah, saya bisa membantu meringankan beban suami,” kata isteri buruh bangunan yang juga ibu seorang anak ini dengan sumringah.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Probolinggo yang salah satu tugasnya adalah membina calon tenaga kerja agar mampu, terampil danmandiri di bidang pekerjaannya. Untuk itu pada tahun 2012 Disnakertrans bekerja sama dengan PT ECP menyelenggarakan pelatihan keterampilan menjahit bagi 200 orang perempuan di Balai Latihan Kerja Kraksaan.Berkaitan dengan kegiatan ini, Pemkab Probolinggo mengalokasikan anggaran dari APBD Kabupaten Probolinggo sebesar Rp 200 juta yang digunakan untuk biaya transport Rp 10.000/orang/hari, pengadaan baju seragam dan konsumsi, sedangkan pihak PT ECPmenyediakan tenaga instruktur sebanyak empat orang, mesin jahit, benang, dan kain. Pelatihan ini diadakan setiap hari, selama sebulan dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 14.00 siang. Jika mereka sudah mampu menjahit atau keterampilan lainnya, PT ECP akan mempekerjakan sebagai karyawan sesuai bidangnya. Sedangkan bagi mereka yang ingin bekerja di rumah masing-masing karena tidak ingin meninggalkan keluarga, Perusahaan juga memberi order/pekerjaan dengan pendapatan perhari bisa mencapai Rp 40.000.

Sementara itu perusahaan lain yang telah mendapat sambungan listrik baru adalah PT Sampoerna Tbk, yang berlokasi di Desa Kraksaan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Perusahaanbergerak di bidang pembuatan rokok yang menempati lahan seluas 19.900 meter persegi ini mendapat 197 KVA dengan biaya pemasangan listrik sebesar Rp 152.675.000. Perusahaan yang beroperasi sejak 3 Januari 2012 tersebut saat inimemiliki 4.600 karyawan dengan target 6.000 karyawan pada tahun depan. Karyawannya 95% berasal dari Probolinggo, sedangkan sisanya 5% berasal dari luar Probolinggo berlatar belakang pendidikan mulai SD, SMP, SMA hingga sarjana dengan upah minimum sebesar Rp 888.500.

Perusahaan lainnya yang juga telah mendapat sambungan listrik baru adalah PT J. Cool Indonesia. Perusahaanasing yangbergerak di bidang industri minyak nabati/minyak mentah untuk biosolar ini mendapat sambungan baru 690 KVA dengan biaya pemasangan sebesar Rp 348.456.000. Nilai investasinya sebesar US$1.000.000. PT J. Cool menempati areal seluas 4 Ha di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, yang terdiri dari 2 Ha untuk pabrik dan kantor, sedangkan 2 Ha lagi untuk lahan pembibitan pohon jarak, kesambi, dsb sebagai bahan baku minyak nabati. Saat ini pembangunan pabrik telah mencapai sekitar 70%. Pelaksanaan pembangunan konstruksi pabrik dan pembukaan lahan pohon jarak menyerap tenaga kerja sekitar 100 orang.Rencana saat operasi nanti,PT J. Cool akan menyerap tenaga kerja sebanyak 500 – 700 orang. Menurut Staf Manajemen PT J. Cool, kenapa Indonesia membangun pabrik minyak nabati di Probolinggo, karena mudah memperoleh pasokan listrik, mudah memperoleh izin usaha, mudah memperoleh bahan baku pohon jarak, kesambi serta lokasinya yang dekat dengan pelabuhan Probolinggo yang memudahkan mengangkut produk.

Ketersediaan listrik juga menggembirakan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Probolinggo. Salah seorang pelaku UMKM yang telah mendapat sambungan listrik adalah Istiqomah yang mempunyai warung nasi di Desa Binor, Kecamatan Paiton. Ia mengajukan pemasangan baru untuk 900 VA pada tanggal 21 Februari 2012 dengan biaya Rp 698.000 dan listrik menyala tanggal 8 Maret 2012. Istiqomah telah setahun membuka warung nasi dan semula mendapat listrik dari warung sebelah dan membayar Rp 20.000/bulan. “Sekarang warung saya telah mendapat listrik sendiri dari PLN, dan saya senang sekali,” katanya.

Menurutnya, karena warung nasinya terletak di tepi jalan yang hanya berjarak sekitar 2 km dari PLTU Paiton dan strategis, sehingga banyak orang yang mampir ke warungnya, termasuk para karyawan PLTU Paiton. Omsetnya cukup lumayan yakni sekitar Rp 200.000 – Rp 400.000/hari dengan keuntungan sekitar 20%.

Keberadaan PLTU Paiton juga membawa berkah bagi warga Desa Binor, Kecamatan Paiton. Banyak warga yang menyewakan rumah untuk karyawan maupun mitra kerja PLTU Paiton. Tarif sewarumah bervariasi, yakni terendah Rp 16 juta hingga tertinggi Rp 25 juta/rumah/tahun. Menurut Sugeng, salah seorang yang menyewakan rumahnya untuk karyawan PLTU Paiton, daftar pemasangan sambungan listrik baru 900VA itu pada 21 Februari 2012 dengan biaya sebesar Rp 698.000 dan menyala pada 8 Maret 2012. Rumah warisan dari orang tuanya itu, kini sudah teraliri listrik, sehingga sewa rumahnya bisa mencapai Rp 16 juta/tahun. Meskipun ia dan keluarganya tinggal di rumah kecil di samping rumah sewanya itu, mereka nampak senang, karena hasil dari sewa rumahnya cukup membantu kehidupannya sehari-hari. (*)

Sumber: Probolinggokab

Petik Laut adalah warisan leluhur yang disebut sebagai sedekah masyarakat terhadap laut yang selama satu tahun menjadi tempat mereka mengais rezeki. Pada umumnya kegiatan ini diadakan masyarakat nelayan di seluruh pulau Jawa.

Dengan wilayah Kabupaten Probolinggo yang memiliki panjang pantai 72 km dan masyarakat nelayan yang cukup besar. Masyarakat nelayan di Kabupaten Probolinggo setiap tahun juga mengadakan acara petik laut sebagai ungkapan syukur dan berharap untuk mendapatkan berkah pada musim ikan selanjutnya.

Minggu, 1 Oktober 2017 Masyarakat nelayan di Desa Bhinor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo menggelar tradisi Petik Laut atau Larung Sesaji. Hj. Hostifawati, Kepala Desa Bhinor menyampaikan bahwa tradisi petik laut tahun ini, sebanyak 30 perahu dan ratusan orang ikut serta menuju tengah laut untuk mengantar miniatur kapal yang berisi sesajen hasil bumi, bermacam-macam jenis bunga dan kepala sapi yang akan ditenggelamkan ke tengah laut.

Masyarakat kami sangat antusias dalam menyambut acara ini. “Ini sebagai ungkapan rasa syukur para nelayan atas hasil tangkapan ikan yang melimpah. Sekaligus ritual tolak bala. Memohon keselamatan agar terhindar dari bahaya saat berlayar mengarungi lautan. Makanya, tak sekalipun kami melewatkan tradisi ini,” paparnya.

Acara Petik laut di Desa Bhinor diadakan selama dua hari dengan beberapa tahapan. Hari pertama diawali dengan acara selamatan dan pengajian bersama warga. Dalam acara selamatan tersebut warga berkumpul untuk berdoa bersama demi kelancara acara petik laut.

Dihari kedua pelaksanaan acara petik laut, masyarakat mengarak sesaji keliling kampung. Sesaji yang terdiri dari kepala sapi, berbagai macam kue, buah- buahan, pancing emas dan bunga tujuh rupa ini ditata apik dalam sebuah replika perahu nelayan.

Setibanya di pinggir pantai sesaji disambut enam penari gandrung yang kemudian membawa sesaji itu ke atas kapal. Sesajian itu yang nantinya akan dilepaskan oleh iringan kapal di tengah laut untuk ditenggelamkan.

Wahid Noor Azis A.Pi MT, Kepala Bidang Perikanan Tangkap pada Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo saat menghadiri pesta rakyat ini mengatakan, kami sangat mendukung upaya masyarakat nelayan Desa Bhinor dalam melestarikan budaya lokal yang telah lama ada di tengah masyarakat. Saya berharap tradisi petik laut ini bisa menjadi bagian dalam agenda acara tahunan. Dengan membranding tradisi ini dalam kemasan festival maka bisa  menjadi daya tarik yang mampu mengerek kunjungan wisatawan,” ujar Wahid.

Jika anda mengenal Bromo sebagai salah satu destinasi favorit di Jawa Timur, Maka kali ini kami akan informasikan tempat wisata dekat Bromo lainnya yang tak kalah menarik, yaitu Pantai Duta Probolinggo berlokasi di desa Randutatah Kecamatan Paiton Probolinggo, Jawa Timur.

Diambil dari nama desa yaitu Randutatah, pantai tersebut diberi nama Duta. Adapun keistimewaan dari pantai ini adalah pemandangan sunset yang begitu indah dan jelas ditempat paling timur dari kabupaten Probolinggo. Destinasi ini pun, menurut sebagian besar pengunjungnya bisa disetarakan dengan pantai Lombang yang berada di kabupaten Sumenep Madura.

Kawasan wisata ini sebelumnya dipromosikan sebagai mangrove center oleh pemerintah setempat, namun seperti kebanyakan tempat, bermula dari postingan salah satu pengunjung di facebook ataupun di Instagram akhirnya menjadi viral dan mencuat di sosial media. Terbukti dengan membludaknya pengunjung sebesar 50% pada liburan akhir tahun 2016 kemarin.

Destinasi Wisata Pantai Duta Probolinggo

Jika anda ingin pergi ke tempat wisata pantai duta Probolinggo anda bisa menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit dari gunung Bromo. Liburan pun tidak akan mengecewakan karena tempat wisata pantai Duta menyuguhkan pemandangan alam yang sangat eksotis, yakni keindahan laut nan alami, adanya rimbunan pepohonan cemara nan hijau yang pastinya membuat liburan anda semakin asyik, serta hamparan pasir laut bersih, karena terbilang masih baru.

Bahkan terkadang kita bisa menikmati fenomena hiu tutul tampak dari kejauhan pantai pada saat-saat tertentu. Bukan itu saja, ubur-ubur pun terkadang juga bisa kita temukan ketika sedang musim pancaroba pada setiap tahunnya.

“Jika beruntung, bisa juga melihat dari dekat puluhan bahkan ratusan hiu paus, dan paus jenis pilot yang berenang di sekitar pantai,” cerita Tita salah satu pengunjung seperti dilansir pojokpitu.com.

Di tempat wisata pantai Probolinggo ini anda juga bisa menyewa ban serta perahu untuk menikmati pantai bersama keluarga atau teman dekat anda dengan harga terjangkau, demikian juga dengan harga tiket masuk pantai Duta. Hal tersebut merupakan daya tarik wisata keluarga yang dimanfaatkan pihak pengelola sebagai salah satu pelayanan dari destinasi wisata pantai Probolinggo.

Tetapi yang menjadi andalan pantai ini adalah fenomena sunset dengan ditemani desiran ombak dan angin pantai dibawah pohon cemara dimana ditata dengan berjajar rapi ditepian pantai. Hal tersebut diakui juga oleh pengelola wisata pantai merupakan salah satu faktor utama sebagai penarik minat ke tempat wisata ini. Maka tak jarang, meningkatnya anemo pengunjung selalu pada sore hari saat matahari akan tenggelam.

Demikian sedikit informasi tentang Pantai Duta Probolinggo, semoga bisa menjadi referensi anda berwisata. Untuk harga dan pemesanan paket wisata bromo silakan menghubungi kontak kami.

Sumber: Probolinggokab.go.id

Batik Ronggo Mukti Desa Sidomukti Kec.Kraksaan Kab.Probolinggo

 

Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliqu id etx ea commodi consequatur? Quis autem vel eum iure reprehenderit qui in ea voluptate velit esse quam nihil molesti molestiae consequatur, vel illum qui dolorem eum fugiat quo.
(lebih…)

Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliqu id etx ea commodi consequatur? Quis autem vel eum iure reprehenderit qui in ea voluptate velit esse quam nihil molesti molestiae consequatur, vel illum qui dolorem eum fugiat quo.
(lebih…)

Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliqu id etx ea commodi consequatur? Quis autem vel eum iure reprehenderit qui in ea voluptate velit esse quam nihil molesti molestiae consequatur, vel illum qui dolorem eum fugiat quo.
(lebih…)